Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bisa dibilang menyumbangkan peranan penting bagi terungkapnya pelaku kerusuhan 21-22 Mei 2019 lalu.
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bisa dibilang menyumbangkan peranan penting bagi terungkapnya pelaku kerusuhan 21-22 Mei 2019 lalu.
Mungkin di antara Anda banyak yang heran dan bertanya-tanya. Kok bisa? Ahok kan sekarang sudah nggak ngapa-ngapain? Apa dia bantu-bantu Polisi?
Ahok membantu Kepolisian dan masyarakat secara tidak langsung. Iya, saya bilang tidak langsung karena mungkin kita juga nggak sadar dengan hal ini.
Kita harus flashback ke belakang kala Ahok masih jadi Gubernur DKI Jakarta dengan Pak Djarot Saiful Hidayat sebagai wakilnya. Saat itu Ahok berkeras untuk memasang ribuan CCTV di DKI Jakarta.
Di akhir tahun 2016, sudah memasuki musim kampanye Pilkada, Ahok menargetkan agar 6.000 kamera CCTV selesai di pasang hingga akhir tahun. Kamera CCTV yang dipasang Ahok kala itu juga disebut-sebut bisa mendeteksi muka orang. Artinya resolusi dan teknologi yang digunakan sudah canggih, nggak kalah dengan negara maju.
Saat itu sedang heboh kasus pembunuhan sadis di Pulomas yang menewaskan satu keluarga. Sadis karena pelaku membunuh juga anak-anak dan menumpuknya di kamar mandi. Di rumah mewah itu ternyata tidak jadi jaminan penghuninya aman dari kejahatan.
Itu juga jadi spirit bagi Ahok saat itu untuk segera memasang CCTV di berbagai wilayah guna menekan angka kriminalitas. Jadi kalau ada orang berbuat jahat bisa cepat dilacak dan dicari ke mana mereka dan tentu saja membantu pengungkapan kasus bagi pihak Kepolisian.
CCTV ini pun jadi terasa sangat berguna di kala kerusuhan melanda titik tertentu di DKI Jakarta pada 21-22 Mei 2019. Bagi instansi yang berkepentingan tentu CCTV ini membantu mereka dalam memantau arus pergerakan massa juga soal kebijakan yang diambil.
Informasi yang mereka dapat diolah kemudian diteruskan ke masyarakat dalam berbagai bentuk maupun keputusan. Misalnya dengan mengabarkan ada kemacetan di titik tertentu, ada penutupan jalan sehingga masyarakat diharap mengubah rute perjalanannya. Juga ditutupnya sejumlah titik transportasi untuk mencegah ricuh yang lebih besar.
CCTV ini juga bisa membantu menangkap pelaku yang ada di lapangan, Mau malam gelap dengan pencahayaan yang tak begitu terang sekalipun, wajah-wajah pelaku tetap bisa diamati dari CCTV. Juga apapun yang mereka lakukan, lalu lalang kendaraan, apapun. Dan ini tentu akan sangat membantu penegak hukum melengkapi bukti apa yang terjadi.
Selain Ahok, Bu Risma di Surabaya juga cukup keras kepala soal pengadaan dan pemasangan CCTV di jalan-jalan Surabaya. Selain memudahkan pemantauan kondisi lalu lintas apakah ada titik macet, ini juga sangat membantu kalau ada kasus misalnya pelanggaran lalu lintas, bom, penculikan, anak hilang, kecelakaan, dan sebagainya. Anda masih ingat pada saat ada bom di sebuah gereja di kawasan Ngagel tahun lalu, itu juga terpantau pergerakan pelakunya berkat CCTV yang dipasang di lampu merah sana.
Apa yang bisa kita ambil hikmahnya dari sini? Yang saya tangkap adalah seorang pemimpin itu harus bisa punya konsep yang visioner dan memperhatikan betul kebutuhan kotanya juga warganya.
Masyarakat saja sudah mulai banyak yang pasang CCTV di rumahnya masing-masing. Yang pasang dash camera di mobil juga sudah mulai banyak. Apalagi sebuah daerah/ kota di mana kepala daerahnya tentu punya kewajiban untuk memantau, merespon, dan melindungi warganya. Dan CCTV secara langsung maupun tidak langsung akan sangat membantu pekerjaan kepala daerah dan sejumlah institusi terkait, juga bagi masyarakat itu sendiri.
Tapi sayangnya belum semua kepala daerah punya pikiran sama. Kalaupun ada CCTV kadang juga belum masif, hanya di titik-titik tertentu saja. Penyebabnya bisa karena biaya, bisa karena belum dianggap prioritas, dan sebagainya.
Meninggalkan legacy yang berguna seperti ini tentu seyogyanya membuat kita berterimakasih kepada orang-orang seperti Ahok dan Bu Risma. Tidak ada hal sia-sia dari apa yang mereka bangun dan berikan untuk rakyat. Bahkan ketika nantinya mereka sudah tidak menjabat pun, manfaatnya masih bisa dirasakan oleh orang banyak. Jadi pejabat jangan sampai hanya bikin keputusan kaleng-kaleng, rugi uang rakyat dipakai menggaji dan membayar segala fasilitas yang mereka dapat.
COMMENTS