Keributan antara BPN-Gerindra dengan Demokrat belum ada tanda-tanda akan mereka. Malah semakin memanas pasca SBY-Demokrat diserang buzzer-buzzer Gerindra secara membabi-buta. BPN-Gerindra menuding Demokrat sebagai sumber kekalahan Prabowo dan juga tidak ikut berjuang untuk memenangkan Prabowo.
Keributan antara BPN-Gerindra dengan Demokrat belum ada tanda-tanda akan mereka. Malah semakin memanas pasca SBY-Demokrat diserang buzzer-buzzer Gerindra secara membabi-buta. BPN-Gerindra menuding Demokrat sebagai sumber kekalahan Prabowo dan juga tidak ikut berjuang untuk memenangkan Prabowo.
Sementara itu Demokrat mengklaim mengalami kerugian besar karena mendukung Prabowo padahal sudah habis-habisan mendukung. Demokrat juga kecewa karena dituding sebagai sumber kekalahan dan secara mengenaskan buzzer politik Prabowo justru menyerang SBY dan alm. Ani Yudhoyono yang sedang sakit kala itu.
Tensi semakin memanas pasca SBY keberatan atas pernyataan Prabowo saat melayat yang mengaitkan dengan pilihan politik alm. Ani Yudhoyono. Prabowo dihantam habis-habisan karena dianggap tidak punya adab.
BPN sendiri mengklaim bahwa Prabowo hanya mengungkapkan apa yang sedang dibicarakan antara SBY dan Prabowo ketika melayat. Klaim ini seolah mengatakan bahwa SBY sendiri yang membicarakan politik, bukan Prabowo, tetapi di publik SBY sendiri pula yang menyudutkan Prabowo.
Nah dalam konteks inilah Ferdinand Hutahaean kemudian mengancam akan membongkar pembicaraan antara SBY dengan Prabowo ketika melayat ke rumah ketua umum partai Demokrat itu. Ferdinan menyinggung soal rencana Prabowo pasca Pemilu. Menurutnya, jika dia membongkar rencana Prabowo pasca Pemilu, maka akan geger jagat pendukung Prabowo alias kampret. Begini kata Ferdinand:
"Bagaimana kalau kami buka pembicaraan antara Pak SBY dan Pak Prabowo kemarin itu di sana. Ketika Pak SBY menanyakan ke Pak Prabowo bagaimana ke depan. Kalau kami buka ke publik tentang jawaban Pak Prabowo, apakah Prabowo sudah siap kalau kami buka pembicaraan itu?
Pak SBY bertanya, ‘ke depan bagaimana?’. Dan Prabowo menjawab sesuatu kepada kami. Kalau saya buka jawaban Prabowo, mereka siap ga?
Loh, ya iya pasti gegerlah. Gimana enggak geger, kasihan nanti pendukungnya, terbelalak matanya yang sudah membully Partai Demokrat. 'Hah? Seperti begitu toh.' Mau dia (jawaban itu kami bongkar)? Siap? Siap enggak dia? Biar saya buka." (Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, iNews)
Kita perlu memperhatikan pernyataan Ferdinand ini baik-baik agar tidak salah paham nantinya. Kita juga harus memperhatikan apakah pernyataan ini hanya isapan jempol semata atau memang benar-benar mengancam.
Yang dimaksud Ferdinand akan geger adalah pendukung Prabowo, bukan negeri ini. Jadi cebong santai saja.
Apa yang bisa membuat pendukung Prabowo kecewa dan geger? Pendukung Prabowo sangat menginginkan Prabowo jadi presiden karena mereka sangat membenci Jokowi. Di satu sisi mereka ingin Prabowo jadi presiden. Di sisi lain, keinginan itu didorong oleh kebencian terhadap Jokowi. Maka kampret aka pendukung Prabowo akan sangat kecewa jika Prabowo tidak jadi presiden dan Jokowi tetap memimpin bangsa ini, serta keduanya bertemu dan saling rangkulan. Anda perlu tahu bahwa jika kebencian sudah di ubun-ubun, sebaik apa pun orang lain memimpinnya, maka akan terasa dipimpin iblis.
Konteksnya sekarang Prabowo sedang menggugat hasil Pemilu ke MK. Gugatan itu diajukan ke MK jauh hari sebelum Prabowo bertakziah ke rumah SBY atau sebelum membicarakan rencana Prabowo pasca Pemilu. Dari konteks itu kita menduga bahwa rencana Prabowo ke depan yang ditanyakan SBY adalah soal bagaimana gugatan di MK dan setelah keputusan MK keluar nanti. Saya kira tidak akan jauh-jauh dari situ.
Ada empat kemungkinan rencana Prabowo pasca Pemilu. Pertama, menerima keputusan MK baik kalah atau menang dan kemudian rekonsiliasi politik dengan Jokowi. Kedua, menolak keputusan MK kalau kalah lalu mengerahkan massa. Ketiga, menerima keputusan MK kalau menang. Atau keempat, menarik gugatan dari MK karena sudah yakin kalah.
Dari keempat kemungkinan itu, yang menyenangkan kampret adalah kemungkinan kedua dan ketiga. Kemungkinan ketiga itu sudah jelas sangat sulit terwujud dengan selisih perolehan suara di atas 10 juta suara. Maka hanya kemungkinan kedualah yang akan menyenangkan pendukung Prabowo karena memang karakternya sudah begitu, tidak mau kalah dan suka keributan.
Yang akan mengecewakan kampret adalah Prabowo memilih kemungkinan pertama dan keempat. Yang paling mengecewakan adalah jika Prabowo memilih kemungkinan keempat. Jadi yang dimaksud Ferdinand itu adalah adanya kemungkinan Prabowo legowo atau menarik gugatan dari MK.
Tentu ada kemungkinan lain yang bisa terjadi. Tetapi mengacu pada konteks dan karakter kampret, analisa di atas cukup masuk akal. Bukan tidak mungkin Prabowo menarik gugatan setelah mengetahui dia akan kalah lagi di MK.
Apa pun itu rencana Prabowo yang bisa membuat geger pendukungnya, kita tunggu sajalah. Toh akan terbongkar dengan sendirinya. Tidak perlu juga mendorong si sempak merah untuk membongkar sekarang, ntar dia dianggap penting padahal tidak sama sekali.
Biarkan saja Prabowo berencana apa saja. Selama tidak membahayakan bangsa dan negara, kita dukung. Tetapi kalau sudah macam-macam, kita hantam. Semakin cepat Prabowo merealisasikan rencananya, semakin baik biar kita tidak penasaran.
BTW, Prabowo masih bisa waras gak sih?
COMMENTS