Ternyata Sang Ibu Pun Stres Anaknya Tak Jadi Wapres
HomeBeritaPolitik

Ternyata Sang Ibu Pun Stres Anaknya Tak Jadi Wapres

Terlalu fanatik dengan politik apalagi hingga mengelu-elukan sesosok tokoh hingga di luar batas kegilaan bisa menimbulkan korban. Gara-gara politik, banyak orang menjadi stres, depresi, bertindak tidak waras dan mungkin gila. Bahkan ada yang berniat jahat menghancurkan negara ini dari dalam dengan cara menghasut dan membenturkan sesama warga.

Amien Sebut Rekonsiliasi Masuk Akal jika Ada Pembagian 55:45
Rizal Ramli Diperiksa KPK Terkait Kasus BLBI
4 Penyebab Prabowo Diserang Pendukungnya Sendiri


Terlalu fanatik dengan politik apalagi hingga mengelu-elukan sesosok tokoh hingga di luar batas kegilaan bisa menimbulkan korban. Gara-gara politik, banyak orang menjadi stres, depresi, bertindak tidak waras dan mungkin gila. Bahkan ada yang berniat jahat menghancurkan negara ini dari dalam dengan cara menghasut dan membenturkan sesama warga.

Penulis tak pernah menyangka kalau ibunda Sandiaga Uno, Min R Uno akan ikut masuk ke dalam politik meski hanya sebatas komentar nyinyir yang tidak berdasar. Pidatonya seolah ingin menunjukkan kalau dirinya ikut stres karena anaknya tidak berhasil menjadi wakil presiden RI.


Ibunda Sandiaga menghadiri acara doa bersama Presidium Emak-emak Republik Indonesia (PERI) untuk para korban kerusuhan 22 Mei. Dia menilai banyaknya korban akibat kerusuhan 22 Mei merupakan tanggung jawab pemerintah. "Ibu-ibu sekalian apapun yang terjadi adalah tanggung jawab pemerintah, adalah tanggung jawab para penegak hukum. Betul nggak? Kami tidak punya apa-apa lagi, hanya punya Allah," kata Min Uno.

Semua yang terjadi adalah salah pemerintah. Emak satu ini mulai ikut-ikutan ngawur. Siapa yang teriak-teriak mengajak pople power? Siapa yang belum mulai pencoblosan saja sudah teriak curang pemilu? Rakyat sudah paham dan tahu kelompok sebelah selalu berusaha mencari celah untuk menyalahkan pemerintah.

Harusnya yang paling bertanggung jawab adalah pihak yang teriak people power, yang secara tidak langsung menghasut massa untuk turun ke jalan dan teriak seperti orang stres. Harusnya emak ini menyalahkan dalang yang memang terbukti sengaja bikin rusuh dengan membayar massa dan preman untuk bikin kekacauan.

Pemerintah represif dengan melarang aksi pasti akan disalahkan karena mengekang kebebasan berpendapat. Tapi ketika aksi berakhir rusuh, pemerintah lagi yang disalahkan. Mereka sendiri yang keras kepala, ngotot dan mau menang sendiri. Nanti mereka kencing di celana pun akan meminta pertanggung jawaban pemerintah.

Buah jatuh tetap tidak akan jauh dari pohonnya. Anak dan ibu sama saja. Siapa sih yang buat rusuh? Mobil ambulan partai mana sih yang menyuplai uang dan logistik buat para preman untuk melawan polisi? Kenapa mereka tidak disalahkan dan malah terkesan dibela? Mirip seperti pihak yang teriak HAM saat ada korban, tapi aparat yang jadi korban malah tidak dibahas sama sekali. Ini bukan lagi membela yang benar, tapi membela kepentingan kelompoknya.

Min Uno mengatakan saat ini nilai kemanusiaan telah diabaikan. Hal ini menurutnya, terjadi karena adanya tindakan represif. "Saya berbicara sesuai dengan apa yang saya rasakan, saya sangat berduka dengan nilai kemanusiaan yang diabaikan, korban oleh peluru tajam jatuh pada aksi lalu," kata Min Uno.

"Seakan akan anak-anak ini tak berharga, padahal mereka adalah aset bangsa. Dimanakah nilai-nilai kemanusiaan itu, yang dipertontonkan nyata melalui tindakan tindakan brutal para penegak hukum. Allahu akbar," katanya.

Alah, bilang saja kecewa karena anaknya tak jadi wakil presiden. Tak usah stres menyalahkan siapa pun apalagi bicara soal nilai-nilai kemanusiaan. Bagaimana dengan nilai kemanusiaan untuk aparat yang terluka, warga yang terganggu akktivitasnya, warga yang warungnya dijarah?

"Kita hanya ingin menegakkan kebenaran dan keadilan, betul nggak ibu-ibu? Betul nggak emak-emak? Kalau ada yang ingin melaporkan saya karena cara berkata sesuai dengan apa yang dirasakan emak-emak, betul nggak? Perasaan kita semuanya ini kita diberondong ditanyai dan dipersekusi, apakah kami setara diperlakukan demikian, setara nggak?" katanya.

Intinya emak-emak ini jangan nyinyir. Kita juga butuh keadilan di mana warga menjadi korban dari aksi biadab para perusuh yang meresahkan. Tak usah teriak-teriak salahkan pemerintah, cukup nasehati anakmu sendiri dan bosnya, pasti negara ini cepat aman dan adem. Itu saja permintaan kita. Jangan mengompori orang lain hanya karena stres anaknya gagal pilpres. Stres kok menghasut massa? Kalau stres, jalan-jalan ke luar negeri, atau ikut anak ke Amerika sana. Jangan bikin ribut di sini, menggelikan.

Maksud ibu ini, anak-anak bangsa yang mana? Anak bangsa yang tukang lempar bom molotov dan membakar mobil brimob bukan? Anak-anak bangsa itu perusuh biadab. Apakah masih belum bisa bedakan? Jangan cari panggung politik demi membela sang anak yang sama-sama tak tahu diri. Teruslah nyinyir dan provokasi, biar rakyat yang menghukum anaknya.

Lupa ya dengan wacana wisata halal Bali yang dikatakan anaknya? Akibatnya, kena uppercut hingga gigi rontok semua. Perolehan suara cuma 8-9 persen.

Bagaimana menurut Anda?
loading...
Name

Artis,76,Berita,651,Business,11,Education,1,Ekonomi,20,Entertainment,52,Food Travel,15,Headline,4,Infotain,12,International,16,Internet,10,Kecantikan,4,Kesehatan,11,Media Sosial,53,Nasional,270,News,47,Olahraga,8,photography,13,Politik,524,Property,8,Resep,11,Sains,4,Sepakbola,40,Sport,9,Sports,41,Technology,14,Tekno,13,Tips,12,Video,220,Viral,30,
ltr
item
detik news: Berita Akurat Dan Independen: Ternyata Sang Ibu Pun Stres Anaknya Tak Jadi Wapres
Ternyata Sang Ibu Pun Stres Anaknya Tak Jadi Wapres
Terlalu fanatik dengan politik apalagi hingga mengelu-elukan sesosok tokoh hingga di luar batas kegilaan bisa menimbulkan korban. Gara-gara politik, banyak orang menjadi stres, depresi, bertindak tidak waras dan mungkin gila. Bahkan ada yang berniat jahat menghancurkan negara ini dari dalam dengan cara menghasut dan membenturkan sesama warga.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYef9Ak_iqYhtHks2pEp9u8HQtVKfkSPGcg5HECXXzL7v9KtjV86Wd4zSpV_7VNz94A2VmH6Ueu3wMO2jpgfz-yD096RLEUZXkSUeuTF-v1L2R5sQz-qieilcv7EFixSFiLOdtZZvOwGOw/s400/Ternyata+Sang+Ibu+Pun+Stres+Anaknya+Tak+Jadi+Wapres.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYef9Ak_iqYhtHks2pEp9u8HQtVKfkSPGcg5HECXXzL7v9KtjV86Wd4zSpV_7VNz94A2VmH6Ueu3wMO2jpgfz-yD096RLEUZXkSUeuTF-v1L2R5sQz-qieilcv7EFixSFiLOdtZZvOwGOw/s72-c/Ternyata+Sang+Ibu+Pun+Stres+Anaknya+Tak+Jadi+Wapres.png
detik news: Berita Akurat Dan Independen
https://m-detiknews.blogspot.com/2019/06/ternyata-sang-ibu-pun-stres-anaknya-tak.html
https://m-detiknews.blogspot.com/
https://m-detiknews.blogspot.com/
https://m-detiknews.blogspot.com/2019/06/ternyata-sang-ibu-pun-stres-anaknya-tak.html
true
5554902484601356434
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy