Anies Baswedan, Gubernur Terburuk Dalam Sejarah NKRI
Anies Baswedan, entah bagaimana orang ini bisa menjadi Gubernur DKI Jakarta, laron-laron di baskom pun juga pada heran.
Kekuasannya bukan karena kehendak Tuhan. Akan tetapi dosa manusia terbesar yang memilihnya menjadi Gubernur DKI Jakarta. Berkahnya akan dicabut dan akan diganti dengan penderitaan yang kekal.
Kalau orang ini jadi Gubernur di propinsi lain, mungkin orang tidak akan mengurusinya, lha ini jadi Gubernur di ibukota negara yang notabene adalah representatif NKRI di mata dunia. Kan ngehe.
Sejak awal menjabat sebagai Gubernur, ini orang sudah ngaco abis, diawali dengan ucapannya bahwa kemenangannya sebagai Gubernur DKI Jakarta adalah kemenangan muslim pribumi, padahal dia sendiri manusia keturunan Arab, bukan orang asli pribumi. Nggak ngaca.
Jika kita bandingkan dengan Gubernur-Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, Anies Baswedan ini adalah Gubernur terkonyol, ternorak, paling ngaco, paling ngawur dan terburuk dalam sejarah NKRI.
Fauzi Bowo yang dianggap banyak orang tidak bisa kerja saja tapi masih menoreh banyak prestasi dibandingkan Anies Baswedan. Prestasi-prestasi bang Foke yaitu pembangunan jalan bertingkat ruas Antasari-Blok M dan Tanah Abang-Kampung Melayu.
Membangun enam ruas jalan Tol Dalam Kota, serta pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) dan akses Tanjung Priok.
Selanjutnya, beliau juga membangun enam ruas flyover, dua underpass serta sebelas jembatan. Bang Foke juga menambah jalur Busway menjadi 11 koridor yang didukung oleh pengoperasian 7 rute Feeder Busway dalam kota.
Fauzi Bowo juga mengoperasika angkutan perbatasan yang menghubungkan Pulogadung-Bekasi, plus menyediakan fasilitas parkir kendaraan di lima halte busway.
Prestasi lainnya bang Foke yaitu mengoperasikan 48 bus sekolah yang melayani 9 rute, dan juga menyelenggarakan Car Free Day yang dilakukan setiap hari minggu di jalan Sudirman-Thamrin yang sampai detik ini masih berlaku.
Bukan hanya itu saja, bang Foke juga membangun jalur sepeda di rute Taman Ayodya-Melawai sepanjang 1,5 km. Selanjutnya beliau juga menambah luasan RTH sebesar 103 Ha, serta penghijauan kembali 24 lokasi eks-SPBU, penanaman sejuta pohon, dan perluasan hutan mangrove dari 70 Ha menjadi 380 Ha.
Di era bang Foke, Kanal Banjir Timur (KBT) dibangunnya untuk mengatasi banjir. Beliau juga membangun Rusunawa di 13 lokasi yang terdiri dari 72 blok dengan jumlah 6.471 unit rusunawa di Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat.
Begitu pula dengan Gubernur Sutiyoso, prestasi yang ditorehnya yakni mengawali sistem angkutan massal dengan nama bus TransJakarta atau yang kita kenal sekarang dengan sebutan Busway.
Setelah sukses dengan koridor I, bang Yos membangun Koridor II yang melewati berbagai fasilitas pemerintah pusat terutama sisi barat Kompleks Sekretariat Negara, Jalan MH Thamrin, Monumen Nasional, Kantor Pemerintah DKI Jakarta, bekas Kantor Wakil Presiden Indonesia, Kedutaan Besar Amerika Serikat, dan Stasiun Gambir.
Sedangkan Anies Baswedan? Bwahahahaha au ah gelap. Berbagai kekonyolan dan kengawuran dilakukannya tanpa sadar sebagai bentuk ketidakbecusan dan ketidakmampuannya bekerja mengelola DKI Jakarta.
Mulai dari membiarkan PKL berjualan sembarangan di trotoar, menutup jalan di Tanah Abang untuk PKL berjualan, dan menghidupkan kembali becak berkeliaran di jalanan Jakarta.
Orang waras juga tak akan pernah lupa saat si gabener ini memasang waring untuk menutup kali item yang kotor dan bau tai. Yang lebih gila lagi, sungai yang bau tai itu disemprotnya dengan parfum supaya tidak bau.
Coba ente bayangkan, parfum bercampur bau tai, kira-kira seperti apa baunya coba. Dan yang paling ngaco nan ngawur dia bikin monumen bambu yang umurnya hanya setahun saja dengan menghabiskan duit rakyat sebesar Rp 550 juta. Dimana otaknya coba.
Itulah sebabnya Anies Baswedan adalah Gubernur terburuk dalam sejarah NKRI. Saya tidak tahu lagi entah sebutan apa yang lebih pantas dan lebih tepat bagi orang ini, selain Gubernur terburuk dalam sejarah NKRI.
Anies Baswedan adalah sumber bencana bagi warga DKI Jakarta, tak usah dibanggakan. Sudah cukup penderitaan warga DKI Jakarta dipimpin oleh orang yang tidak bisa bekerja, pecatan Menteri pula.
Dalam hati saya bertanya, kira-kira gimana ya nasib warga DKI Jakarta seandainya dia terpilih lagi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Semoga itu tidak terjadi. Amit-amit. Sudah itu saja.
Sumber: Sewod.com
COMMENTS