Buntut Panjang Kasus Ambulans Gerindra Penyuplai Batu di Kerusuhan 21-22 Mei
Meski pihak Prabowo, khususnya para petinggi partai Gerindra terus mengelak dari tuduhan keterlibatan partai tersebut dalam pengadaan ambulans partainya yang tertangkap membawa setumpuk batu dan sejumlah amplop berisi uang di tengah-tengah aksi masa rusuh pada dini hari 22 Mei, namun kasus ini terus bergulir.
Beragam alat bukti dan pernyataan saksi-saksi terungkap ke publik. Baik melalui masyarakat secara langsung melalui publikasi di media sosial maupun dari aparat Kepolisian dalam pers releasenya, semuanya mengungkap adanya indikasi keterlibatan pihak Gerindra dalam merancang rencana pengiriman ambulans dari daerah ke Jakarta yang kemudian ditemukan menyuplai peralatan bagi para perusuh serta sejumlah uang untuk membayarnya.
Ada lima orang yang ditangkap Polisi dan sudah ditetapkan sebagai tersangka. Dua orang diantaranya sudah mengaku bahwa masing-masing adalah Sekretaris dan Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang atau DPC Partai Gerindra Kota Tasikmalaya. Sementara tiga orang lagi adalah satu orang supir dan dua lainnya adalah simpatisan dari Riau yang bertemu di Jalan HOS Cokroaminoto dan kemudian bersama dalam mobil ambulans tersebut menuju Bawaslu di bilangan Sarinah, Jakarta Pusat.
Yang menarik adalah pengakuan kedua tersangka sebagai Sekretaris dan Wakil Sekretaris Partai Gerindra DPC Kota Tasikmalaya. Untuk diketahui, kota Tasikmalaya adalah yang terbanyak menyumbang suara pada Pasangan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 dibanding 26 daerah lain di Jawa Barat. Sementara Jabar sendiri tercatat sebagai wilayah dengan jumlah pemilih 02 terbesar diantara provinsi lain di seluruh Indonesia.
Yang tak kalah menarik lagi adalah dua pengurus daerah partai besutan Prabowo itu mengaku mendapat perintah dari DPC Kota Tasikmalaya sebagai lanjutan instruksi dari Jakarta untuk membawa ambulans demi mengantisipasi jatuhnya korban pada aksi 22 Mei. Artinya, mereka bergerak atas dasar perintah atasan mereka di DPC yang merupakan tindak lanjut dari perintah di atasnya, yaitu pengurus Gerindra di tingkat DPP atau pusat di Jakarta.
Pengakuan kedua tersangka yang tak lain adalah pengurus Gerindra itu juga dibenarkan oleh Ketuanya langsung di DPC Partai Gerindra Kota Tasikmalaya. Kepada Detik, pria bernama Nandang mengatakan hal yang hampir sama seperti yang disampaikan Sekretaris dan Wakil Sekretarisnya prihal adanya instruksi dari atas untuk mengirim ambulans ke Sekretariat Nasional Partai Gerindra di Jakarta. Perbedaannya, Nandang menyebut instruksi tersebut dari DPD Gerindra Jawa Barat.
Pernyataan dua tersangka dan satu orang ketua DPC Gerindra Kota Tasikmalaya itu pun masih dibantah oleh pengurus Gerindra di pusat. Melalui anggota Komunikasi DPP Gerindra yang juga Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade mengatakan, tidak ada instruksi dari DPP untuk membawa ambulans dari DPC ke Jakarta Sebagaimana diakui Ketua, Sekretaris, dan Wakil Sekretaris partainya di DPC Kota Tasikmalaya.
Di luar kabar bantah-bantahan yang dilakukan pengurus Gerindra, ada pula pihak lain yang terkait dengan kasus ini dan kemudian membantahnya. Bantahan disampaikan oleh pihak PT Arsari Pratama melalui salah satu direkturnya, karena sebelumnya santer beredar informasi di publik bahwa pemilik atau atas nama dari ambulans Gerindra yang bermasalah hukum tersebut adalah pihaknya.
Terungkap pula bahwa pemilik PT Arsari Pratama adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, Sebab pemilik saham terbesar perusahaan tersebut adalah PT Arsari Pradana Utama yang di dalamnya Hashim tertulis sebagai pemegang saham terbesar. Itu artinya, keterlibatan Hashim dalam pengadaan mobil ambulans tersebut tak bisa diabaikan.
Tapi menurut pengakuan direktur perusahaan Hashim tersebut, pihaknya hanya menyumbangkan ambulans untuk keperluan medis kepada Badan Kesehatan Indonesia Raya (Kesira) yang terafiliasi dengan Partai Gerindra.
Dengan demikian, yang disampaikan pihak PT Arsari Pratama tak sejalan dengan release yang disampaikan Polisi terkait penangkapan lima orang tersangka bersama ambulans Gerindra bahwa dalam penangkapan tidak ditemukan peralatan medis di dalam ambulans, yang ada justru setumpuk batu dan sejumlah amplop berisi uang. Dan ketiga orang yang membawanya dari Tasikmalaya sama sekali tak memiliki kualifikasi sebagai petugas medis.
Semua pihak yang disebut terkait kasus ambulans Gerindra penyuplai batu dan amplop berisi uang sebagai ongkos para perusuh di aksi demo 21-22 Mei itu bisa saja terus mengelak dengan berbagai dalih. Tapi yang pasti, mereka tak bisa menyembunyikan fakta bahwa mobil ambulans tersebut berlogo Partai Gerindra, dibawa oleh Sekretaris dan Wakil sekretaris DPC Gerindra Kota Tasikmalaya, dan dimiliki oleh Hashim Djojohadikusumo, adik kandung Prabowo Subianto.
COMMENTS