Pemilu sudah usai, tensi dan suhu politik harusnya menurun. Akab tetapi Prabowo membuat manuver yang cukup meresahkan dengan mengaku menang sendiri dan efeknya masih terasa hingga sekarang.
Pemilu sudah usai, tensi dan suhu politik harusnya menurun. Akab tetapi Prabowo membuat manuver yang cukup meresahkan dengan mengaku menang sendiri dan efeknya masih terasa hingga sekarang. Prabowo hingga kini seperti masih hidup dalam alam mimpi ciptaannya sendiri, merasa menang dan menjadi presiden. Inilah akar permasalahannya hingga merembes pada aksi people power yang berujung rusuh dan anarkis.
Banyak orang yang menyayangkan kalau saja Prabowo mau mengakui kekalahan dan memberi ucapan selamat kepada Jokowi seperti halnya Ahok yang mengakui kekalahan dan memberi selamat kepada Anies-Sandiaga, situasi politik tidak akan segila ini.
Tidak mau akui kekalahan tapi sekaligus membuat manuver yang menyebabkan berbagai masalah, inilah yang sangat disayangkan. Kalau bukan pengecut, lantas apa lagi?
Mantan presiden BJ Habibie berbicara soal kabar pertemuan antara Jokowi dan Prabowo Subianto. Dia juga menyinggung seandainya Prabowo memberi selamat pada Jokowi. Saat ditanya seberapa penting pertemuan antara Jokowi dan Prabowo ini bertemu, BJ Habibie menyarankan kedua capres tersebut segera bertemu. Segera.
Seandainya Prabowo memberikan ucapan selamat pada Jokowi. Setidaknya, Prabowo bisa memberikan kontribusi dengan menjadi oposisi, sedangkan Jokowi menjalankan pemerintahan sebagai eksekutif. Keduanya bisa bekerja sama.
"Kalau andaikata Pak Prabowo mengatakan, 'selamat kepada Pak Jokowi. Nanti saya akan berikan kontribusi menjadi oposisi, yang kuat, yang mempersiapkan rakyat. Dan Anda (Jokowi) eksekutif. Kita berdua bekerja sama," kata BJ Habibie.
Apa yang diharapkan oleh BJ Habibie ini sama seperti harapan banyak pihak. Akan tetapi semua ini masih belum menemui titik terang karena kubu sebelah masih jual mahal meski kalah telak. Masih ada ego dan rasa malu yang tinggi saat dihantam oleh kenyataan pahit. Memberi selamat kepada Jokowi? Ngaku patriotik, nasionalis dan lebih TNI dari TNI, tapi tidak mau menerima kekalahan dan cenderung bikin kisruh. Semua itu hanya omong kosong yang keluar dari mulut yang tidak bisa memilah, sama seperti saat dirinya menyindir soal tampang Boyolali dan bicara politik mengenai pilihan Bu Ani Yudhoyono.
Saat ditanya tentang siapa yang seharusnya memulai terlebih dahulu untuk bertemu, BJ Habibie menyebut soal Jokowi yang mengatakan siap melakukan pertemuan. "Saya rasa dalam hal ini, Pak Jokowi kan udah bilang, siap bertemu, begitu, kan," kata BJ Habibie.
Pihak Jokowi sudah menginisiasi pertemuan tersebut untuk rekonsiliasi agar politik menjadi sejuk dan masyarakat tidak makin terpecah belah. Kubu sebelah terlalu banyak alasan untuk mengelak. Padahal tidak sulit mengatur pertemuan tersebut. Jadi jangan salahkan kita kalau kita berpikir mereka ini lagi ngambek dan marah karena tidak bisa terima kekalahan.
Prabowo mengatakan ada waktunya dia akan bertemu dengan Jokowi. Tapi Prabowo tidak mengatakan kapan pertemuan tersebut akan dilakukan. "Nanti kita lihat ya, semua ada waktunya," kata Prabowo saat melayat ke rumah SBY atas meninggalnya Ani Yudhoyono.
Sementara itu, Jubir BPN Andre Rosiade mengatakan, hingga saat ini belum ada keputusan terkait pertemuan antara Prabowo dan Jokowi. "Memang ada usul pertemuan dilakukan saat Lebaran. Tapi (pertemuan) itu belum diputuskan. Belum ada agenda," kata Andre. Menurutnya, pertemuan antara kedua tokoh tersebut pasti akan terjadi. Mengenai kapan waktu yang tepat, keputusan itu ada di tangan Prabowo.
Prediksi saya sih mungkin akan bertemu usai putusan MK atau saat Jokowi dilantik saat semua usaha dan upaya sudah tidak berhasil. Selagi masih ada peluang, meski kecil, Prabowo tidak akan mau bertemu. Seandainya Prabowo dinyatakan menang, mungkin saja dia bersedia bertemu Jokowi. Ini kan dalam posisi kalah. Sakitnya masih terasa, kalah dua kali oleh orang yang sama.
Menurut Luhut, bola saat ini berada di kubu Prabowo karena seluruh pintu dari kubu Jokowi sudah terbuka untuk pertemuan dengan Prabowo. Akan tetapi, ya itu tadi, jual mahal seolah orang penting, padahal hanya bikin publik makin kesal dengan segala tingkah laku kekanak-kanakan. Sama-sama di Jakarta, entah apa susahnya bertemu. Bisa terbang ke Brunei, Dubai dan Austria, kenapa masih dalam kawasan Jakarta saja susahnya minta ampun? Mereka yang bikin ribet, kan?
Tapi lucunya, mereka malah mengkritik sikap pejabat negara dan Presiden Jokowi yang tak ucapkan bela sungkawa kepada korban kerusuhan 22 Mei. Ditanya kapan ketemuan, malah bahas korban aksi 22 Mei. Justru mereka yang harus tanggung jawab karena merekalah yang teriak people power selama ini. Munafik.
Bagaimana menurut Anda?
COMMENTS