Skenario kerusuhan di DKI Jakarta baru-baru ini tidak dapat dipisahkan dari keterlibatan Gubernur DKI. Jauh hari sebelum demo pecah beredar selebaran pembiayaan korban demo aksi KPU dan Bawaslu oleh pemprov DKI. Padahal saat itu Gubernur DKI tengah berada di Jepang. Aneh.
Skenario kerusuhan di DKI Jakarta baru-baru ini tidak dapat dipisahkan dari keterlibatan Gubernur DKI. Jauh hari sebelum demo pecah beredar selebaran pembiayaan korban demo aksi KPU dan Bawaslu oleh pemprov DKI. Padahal saat itu Gubernur DKI tengah berada di Jepang. Aneh.
Seharusnya Anies Baswedan selaku Gubernur memberikan himbauan atau selebaran untuk menghindari aksi massa. Tapi, nyatanya dia malah memberikan pengobatan gratis bagi korban kerusuhan?
Anies Baswedan sama sekali tak layak menjadi Gubernur DKI. Dia yang seharusnya mengayomi warga DKI dan merawat kotanya malah membuka pintu bagi perusuh untuk datang dan memporak-porandakan ibukota. Sekalipun dia benci Jokowi, tapi tak adakah sedikit kasih sayangnya untuk warga DKI? Untuk kota Jakarta?
Dari awal kerusuhan dia seharusnya berdiri bersama TNI Polri mengamankan ibukota dari kerusuhan. Tapi, apa yang dilakukan Anies? Dia malah berlagak seperti petugas medis yang mengumumkan kematian dan tukang gali kubur yang mengangkat keranda mayat sang perusuh. Bukannya mensupport Polri dan warga yang menjadi korban.
Pantas saja ada keluhan dari aparat kalau jaman Ahok mereka mendapat jatah lembur untuk mengamankan ibukota, beda dengan jaman Anies. Ya jelas bedalah, Anies kan bagian dari perusuh itu sendiri. Dia bagian dari Prabowo cs yang tak menerima kekalahan pilpres lalu memprovokasi pendukungnya untuk berdemo yang berujung anarkis.
Mungkin Anies tidak hanya membenci Jokowi. Kini dia juga amat membenci rakyat Jakarta yang mayoritas lebih memilih Jokowi. Karena itu Anies malu dihadapan Prabowo cs. Makanya dengan sengaja dia membiarkan Prabowo cs melakukan kerusuhan bahkan memfasilitasi pelayanan kesehatan.
Mustahil Anies tak tahu akan terjadi demo anarkis kalau jauh hari dia sudah menyiapkan selebaran pengobatan gratis bagi perusuh. Tolong diingat pengobatan gratis bagi perusuh, bukan untuk TNI Polri ataupun warga yang jadi korban kerusuhan. Jadi, ada kemungkinan Anies terlibat dalam perencanaan aksi kerusuhan di ibukota.
Pak Tito tidak boleh tinggal diam dalam hal ini. Meski Anies sekelas Gubernur, tapi kalau dia sengaja memfasilitasi kerusuhan di ibukota negara. Maka, wajib hukumnya dia ikut diproses dan diselidiki keterlibatannya.
Orang seperti Anies maupun Tedjo sebagai mantan menteri pecatan memang tak memiliki komitmen. Mereka serigala berbulu domba. Sakit hati disini lalu merapat ke kubu lawan. Menjadi penjilat dan melakukan kejahatan kemanusiaan. Sudah bagus warga DKI tidak menuntut lengser seorang Anies yang hanya memberi janji manis saat kampanye. Tapi, nol besar di lapangan.
Di tangan Anies, Jakarta menjadi bencana. Setelah masa Jokowi Ahok kemajuan merata maka jaman Anies kembali seperti dahulu kala bahkan lebih hancur lagi. Masalah banjir, sampah, premanisme dan pkl yang semrawut. Jakarta kembali kumuh karena tak ada normalisasi sungai. Kerjaan Anies hanya menyalahkan sana sini tanpa ada inovasi sendiri.
Janji reklamasi dihentikan nyatanya omong kosong doang. Saat ini jembatan penghubung malah dibangun di sana. Wajar saja karena salah satu investornya yang juga mendanai demo 411 dan 212 hingga menjungkalkan Ahok dan memenangkan Anies Sandi.
Gubernur yang memiliki kata-kata manis ini tiada kapoknya membebani negara. Setelah gagal jadi menteri lalu merapat ke oposisi untuk menjadi kepala daerah yang minim prestasi. Anies dihujat sana sini. Apalagi program OKE OCE yang entah dimana keberadaannya. Tapi, memang Anies sang muka tembok. Dia tak tahu malu akan semua kegagalannya itu.
Kini dia menaikkan pamornya dengan cara turun ke lapangan seperti Jokowi. Tapi beda Jokowi beda wan abud. Satunya berkelas satunya bahlul. Jokowi turun ke lapangan untuk mebagi-bagikan sertifikat tanah gratis, meninjau proyek dan meresmikan infrastruktur. Kalau Anies?
Anies turun ke lapangan dengan menyerok got menggunakan tangannya biar dikira apa coba? Saat ini ikut mengangkat keranda preman kerusuhan lalu mengepel jalan yang habis dirusuhi preman. Saya kok bingung sama kelas Gubernur tapi ke lapangan kayak pasukan orange. Yang ada malah dibully habis netizan. Bukan salah netizennya memang tapi karena wan abudx yang bahlul.
Kalau mau pintar dikit kayak Jokowi. Undang warga korban kerusuhan ke istana lalu kasih santunan. Pasti media mainstream memberitakan yang baik-baik. Kan warga jadi korban penjarahan massa. Beda sama Anies yang menengok dan menggotong mayat preman. Lah warganya sendiri yang jadi korban didiemin. Mikir wan abud!!!
Meski Gubernur kualitasnya rendahan, tapi soal hukum harus jalan sesuai aturan. Kalau memang Gubernur Anies ikut ambil bagian dalam perencanaan kerusuhan 22 Mei, maka polisi harus bertindak tegas. Lebih baik Anies mendekam di penjara biar bisa mengambil pelajaran seperti Ahok. Meski Ahok tak bersalah dia menerima hukuman untuk mendalami arti kehidupan. Sekarang saatnya wan abud juga ikut intropeksi diri. Mending belajar dibalik jeruji, daripada jadi gubernur tahunya aji mumpung.
Referensi:
https://seword.com/politik/gubernur-anies-terlibat-perencanaan-aksi-kerusuhan-2122-mei-8BkPs5jlH
COMMENTS