Dalam beberapa hari terakhir, saya selaku penulis, banyak mengamati pergerakan langkah tiap tokoh, influencer, buzzer, dan masyarakat pendukung paslon 02.
Penulis Bani.
Dalam beberapa hari terakhir, saya selaku penulis, banyak mengamati pergerakan langkah tiap tokoh, influencer, buzzer, dan masyarakat pendukung paslon 02.
Demo 21-22, sudah sesuai dengan rencana, datang ke MK juga sudah diatur dalam rencana. Kerusuhan sudah terlaksana, media asing meliput, juga dengan riang gembira terwujud secara nyata.
Baik hoax, atau nyata semua diposting secara berkala.
Salah satu yang hoax yang diposting oleh buzzer adalah berita tahun 2015, yang seolah dinarasikan terjadi tak lama

Sedangkan, yang nyata, adalah apa yang diunggah oleh Fahri Hamzah lewat laman twitternya, dimana dia membahas soal postingan video dari channel TV Al Jazeera
Dari beberapa analisis, tujuan Prabowo ngotot mengklaim menang, dan menuduh lawan curang, adalah persiapan buatnya di 2024. Tidak salah dan sangat rasional, dibalik argumen ini tersimpan kalimat jelas, bahwa Prabowo tau dia saat ini kalah.
Lantas, mengapa dia rela membuang waktu dan tenaga, serta uang yang ada untuk hasil yang sudah tau bakal seperti apa? Jawabnya adalah "Kepastian"
Prabowo sedang menyerang dengan strategi perang terakhir sebagai penentuan.
Membuktikan dia menang, mengurangi selisih angka 16 juta di MK, itu sangat-sangat mustahil. Tapi yang perlu dicatat pada pilpres 2019 kali ini adalah, Pendukung Prabowo 65 juta orang lebih.
Jumlah itu bertambah sekitar 3 juta dari tahun 2014 silam dimana Prabowo-Hatta mendapatkan perolehan suara 62.576.444
Dibalik megahnya infrastruktur dan ketokohan Jokowi saat ini, memang beliau menang, tapi Prabowo secara angka, loyalisnya tak pernah berkurang, atau bisa kita sebut juga dengan "bertambah"
Kenapa bertambah? Karena bisa saja 2014 pendukung Prabowo sudah pindah ke Jokowi, sedangkan 2019 saat ini adalah pendukung baru atau pendukung Jokowi yang telah berpindah.
Jika, 2024 sudah dipastikan tak ada Jokowi, maka siapa tandingannya Prabowo? Tidak ada.
Prabowo punya massa yang bertambah, ditambah sosok baru Sandiaga yang masih dinilai lewat tampang dan gelar pengusahanya. Rakyat menganggap mereka angin segar, sedangkan dikubu Jokowi, siapa? Tidak ada.
Jokowi dengan megahnya Indonesia, tak mampu mengurangi basis pemilih Prabowo, artinya? Berat untuk percaya kalau Prabowo akan kalah di 2024. Namun.. ini semua teori, teori yang juga dianalisa oleh kubu Prabowo, tapi, mereka tak hanya bermodal "katanya, dan retorika semata"
Mereka butuh kata "pasti menang 2024" Atau kalau hoki, menang juga saat ini.
Lewat jalur MK, sudah dipastikan mereka kalah, itulah mengapa dari kemarin BPN enggan ke MK dengan ragam kalimatnya, dan terbaru, setelah BW mendaftarkan sengketa, Amien Rais sore kemarinpun tetap pesimis bahwa mereka akan menang.
MK memang bukan jalannya, tapi rakyat adalah kuncinya.
65 juta jiwa, yang bahkan semuanya rela jihad demi surga firdaus katanya. 65 juta jiwa siap digerakan Prabowo, namun dia sadar tak bisa menggerakan semua jika hanya dengan satu momentum saja.
Dari demo ke Bawaslu awal saat ada Eggi, itulah loyalis, saat 21 Mei, itu adalah duit yang membuat loyalis dan pendukung bayaran bergerak. Disini jumlahnya bertambah, tapi tetap tak banyak.
Untuk itu, diperlukan glorifikasi pemberitaan, hoax atau fakta lemparkan semua. Tujuannya apa? Bukan semata-mata untuk gaduh, melainkan 1 tujuan. Hancurnya ekonomi Indonesia.
Reformasi terjadi tahun 98 karena kita sedang krismon, rakyat bergerak dengan sendirinya untuk melawan. Peran media asing dalam meliput chaos Indonesia perlu diperbesar, sehingga mata dunia membuat rupiah kian melemah.
Hal inipun dibarengi oleh seruan tarik uang di ATM dan menukarkannya ke emas, jika kubu 02 disebut miskin, mungkin memang benar, tapi tak selamanya mereka semua adalah kelompok miskin. Ada mafia berperan dan terlibat didalam mereka, kuncinya adalah momentum ekonomi.
Ketika MK ketok palu terakhir, kita tau temponya bisa 1 bulan lebih. Maka selama itupula chaos akan terus dipecut oleh kubu Prabowo, bahkan pasca setelah keputusan MK terakhir, momen chaos harus dibuat lebih parah. Agar semakin media luar memberitakannya dan rakyat Indonesia semakin menontonnya.
Sri Mulyani hari ini mengatakan ekonomi Indonesia dalam instrument yang positif dan baik-baik saja. Ungkapan Sri Mulyani adalah obat penenang dikala kekhawatiran tentang anjloknya ekonomi tetap terbuka dengan besar.
Kubu Prabowo, paham betul akan hal ini, rakyat dan ekonomi yang merosot akan membuat gerakan people power semakin banyak jumlahnya. Maka jika titik ini tercapai, saya sudah tidak perlu lagi menulis hasilnya akan seperti apa bukan?
Semoga, saya salah. Semoga, ini tidak terjadi, dan terpenting. Prabowo tidak secerdas yang ku pikir sejak mereka merencakan hoax Ratna untuk dipublikasi, artinya, akal mereka jangka pendek, tak serumit jalan pikiran penulis.
Semoga saya salah.
COMMENTS