Anies ini menjadi manusia yang mempertontonkan kebodohan yang paling hakiki. Entah orang ini kena karma, atau memang dari sananya bodoh.
Anies ini menjadi manusia yang mempertontonkan kebodohan yang paling hakiki. Entah orang ini kena karma, atau memang dari sananya bodoh.
Dia mengikuti takbiran keliling, sambil menyalahkan supir yang membiarkan ada anak-anak berdiri di atas trans Jakarta dan hampir mampus tergesek kolong jembatan.
Padahal jelas sekali, di dekatnya, ada orang-orang yang berdiri di atas kendaraan. Lalu dia mendiamkannya. Jelas sekali bahwa manusia ini hanya melakukan pencitraan.
Terlihat sekali dia gaspol untuk pilpres 2024. Tapi bodohnya, dia malah merangkul kaum radikalis. Radikal baik dari agama, sampai kepada tindak tanduk.
Ketika netizen memviralkan video anak bocah yang nyaris mati terjepit di atas atap Trans Jakarta kepada Anies, Anies malah menyalahkan supir dan katanya akan menindak supir yang membiarkan hal itu terjadi.
Padahal apa yang ada di depan matanya sendiri, dia malah tidak menegur dan menyuruh bocah-bocah tak kenal bahaya itu turun.
Orang ini benar-benar bisa dinobatkan, menjadi gubernur paling bodoh di dunia. Demi pilpres, dia malah merangkul kaum radikalis.
Merangkul radikalis demi ambisi pribadi, adalah kebodohan pertama Anies Baswedan, manusia yang jomblo ditinggal Sandiaga ke Amerika. Apa kebodohan-kebodohan berikutnya?
Kebodohan kedua, Anies malah menganggap bahwa takbiran keliling ini adalah kebudayaan yang harus dilestarikan. Takbiran memang ada sunnahya. Tapi kalau bicara tentang takbiran keliling, beri saya satu saja alasannya.
Takbiran bisa dilakukan di jalan-jalan dekat rumah, setelah keluar dari sholat tarawih di malam terakhir. Bisa dilakukan di rumah.
Kebodohan ketiga yang membuat dia harus dibuang segera, adalah ia terharu dengan suara takbiran jalanan. Suara apa? Corong bacot dari klakson kendaraan bermotor?
Suara takbir itu tidak pernah membawa ketakutan. Banyak orang yang merasa ketakutan, karena mercon sebesar-besarnya membuat telinga mereka pengang.
Coba kita adu saja, mereka yang takbiran keluar keliling jalanan raya itu, hanya di bawah 20 persen yang selesai salat tarawih. Saya yakin, sisanya hanyalah orang-orang yang hanya ingin tenar dan ingin menjadi raja jalanan sebentar.
Terbukti lagi, bahwa ada segerombolan preman dungu yang melakukan tawuran di daerah Harmoni. Ini adalah sebuah kedunguan yang hakiki.
Anies gagal mengurus Jakarta. Sungguh, saya sudah benar-benar tidak tahu lagi apa yang harus saya katakan lagi ke manusia paling dungu di dunia ini.
Pemimpin ini adalah pemimpin hasil radikalisme. Orang ini produk berhasilnya isu SARA yang murahan, namun bekerja baik di Jakarta. Anies ini tidak bisa menjadi contoh pemimpin yang bisa menjaga kota.
Kemahirannya menata kata, berbanding terbalik dengan hasil kerja. Dia tidak meninggalkan legacy apa-apa untuk Jakarta. Hanya kehancuran, kedunguan, dan pembiaraan atas radikalisme.
Gubernur yang didukung oleh kaum radikalis ini, harus memberikan ruang bagi radikalis. Begitu kira-kira cara kerjanya. Anies berutang budi kepada kaum radikalis.
Radikalis dari mana? Ada kaum radikalis yang mengatakan bahwa Anies adalah seperti sosok Yesus. Sekarang, ada juga radikalis yang menganggap Anies adalah gubernur Indonesia. Gubernur Indonesia dari Yaman?
Gubernur itu urus provinsi, bukan urus negara. Yang urus negara itu presiden dan para menteri-menterinya. Sebutan istilah “gubernur Indonesia” pun sudah menjadi bukti cacatnya pemikiran para pendukungnya.
Pilpres dah selesai, dodol. Mau ngeles itu salam Jakmania?
Apalagi ada yang mengatakan Anies adalah goodbener. Goodbener bener hancur kali ya? Anies ini penghancur Jakarta. Dia adalah contoh manusia yang dibuang oleh sejarah. Anies ini adalah sosok residu masyarakat radikalis kelas bawahan yang hidup dengan pemikiran radikal.
Orang-orang radikal pasti ada di sisi Anies. Anies juga ada di sisi mereka. Terbukti sekali bagaimana ketika kerusuhan 21 dan 22 Mei terjadi, Anies malah mengangkat tinggi-tinggi keranda mayat perusuh. Ini adalah sebuah bentuk keberpihkannya kepada radikalis.
Percayalah, sampai kapanpun, Anies ini tidak pernah bisa merangkul seluruh warganya. Orang ini sudah terlalu hina dan terlalu rendah, untuk bergaul dengan masyarakat waras. Dia sudah mewakafkan dirinya kepada masyarakat radikal. Baik dari agama, pemikiran, maupun tindak tanduk.
Bendera Palestina, bukan bendera Indonesia berkibar. Ini tentu sudah menjadi kedunguan Anies. Selamat menikmati warga Jakarta. Saya kasihan sama kalian. Saya tertawa dari jauh saja deh.
COMMENTS