JK soal Gerindra ke Jokowi: Tak Ada Kawan dan Lawan Abadi
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan kemungkinan oposisi termasuk Partai Gerindra bergabung dengan koalisi pemerintahan sangat bergantung pada Joko Widodo. Semua keputusan ada di tangan mantan Wali Kota Solo tersebut.
JK menyebut kewenangan untuk mengambil keputusan sepenuhnya ada di tangan Jokowi karena dirinya sudah tidak di pemerintahan lagi untuk lima tahun mendatang.
"Karena pemerintah akan datang saya tidak ikut lagi, saya tidak tahu lagi koalisi-koalisi itu. Itu tergantung ke Pak Jokowi sendiri," ujar JK di kantor wakil presiden, Jakarta, Selasa (25/6).
Meski demikian JK menilai tak menutup kemungkinan sejumlah partai oposisi akan bergabung dengan koalisi Jokowi. Berkaca pada Pilpres 2014, saat itu Golkar, PAN, dan PPP yang semula oposisi berbalik mendukung Jokowi-JK.
"Jadi politik itu dinamis sekali, karena itulah dalam politik tidak ada kawan dan lawan abadi. Hari ini berlawanan, tapi ujungnya juga bersamaan. Itu biasa saja dalam politik," katanya.
Namun politikus senior Golkar ini tak memungkiri akan makin banyak perdebatan internal jika koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin semakin 'gemuk'. Hal itu menurutnya juga banyak terjadi di negara lain.
"Ya bisa terjadi suatu perdebatan internal. Bukan lagi pertentangan. Pengalaman kita, kebijakan kabinet berbeda dengan partai-partai yang ada di DPR. Itu biasa saja," ucap JK.
Sekadar diketahui, isu dua partai koalisi Prabowo-Sandiaga, yakni PAN dan Demokrat berpeluang merapat ke koalisi Jokowi-Ma'ruf terus berkembang beberapa waktu belakangan. Terakhir Gerindra pun juga dirumorkan bakal mengikuti langkah PAN dan Demokrat.
Implikasinya, isu bagi-bagi kue kekuasaan Jokowi-Ma'ruf pun mencuat, tak terkecuali jatah untuk partai-partai oposisi jika sepakat merapat. Terakhir isu Prabowo yang diisukan akan menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres).
COMMENTS